Rabu, 02 Juni 2010

Poems




saya sangat menyukai kata2 indah, apalagi puisi,.. n one of my favorite writer is Sapardi Djoko Damono,.
ini adalah beberapa puisi beliau yang saya suka,..


MEMBEBASKAN HUJAN

ada yang ingin menjaring hujan
dengan pepatah-petitih tua yang tak lekang
meski basah -
hujan buru-buru menghapusnya
ada yang ingin mengurung hujan
dalam sebuah alinea panjang
yang tak kacau
meski kuyup -
hujan malah sibuk menyuntingnya
ada yang ingin membebaskan hujan

dengan telapak tangan
yang jari-jarinya bergerak gemas
hujan pun tersirap: air mata

HUJAN DALAM KOMPOSISI I

“Apakah yang kautangkap dalam swara hujan,
Dari daun-daun bugenvil basah yang teratur Mengetuk jendela?
Apakah yang kau tangkap
Dari bau tanah,
dari ricik air
Yang turun di selokan?

Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah Dan hujan,
membayangkan rahasia daun basah

Serta ketakutan yang berulang.

“Tidak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri
Yang di balik pintu memimpikan ketukan itu,
Memimpikan sapa pinggir hujan,
memimpikan
Bisik yang membersit dari titik air

Menggelincir dari daun dekat jendela itu.
Atau memimpikan semacam suku kata Yang akan mengantarmu tidur.” Barangkali sudah terlalu sering ia Mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya.

dan ini adalah satu dari yang saya paling suka,.. :)


HUJAN BULAN JUNI
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

SEPERTI KABUT
Seperti Kabut
aku akan menyayangimu seperti kabut
yang raib di cahaya matahari

:

aku akan menjelma awan

hati-hati mendaki bukit

agar bisa menghujanimu

:
pada suatu hari baik nanti.

DALAM KESYAHDUAN

(Aku mencintaimu itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu – Sapardi Djoko Darmono)

I
Dan kucuri malam,
karena hadirmu,kini,

tersipu ku dalam diam,
terpacu rasa bahagiaku,
mewangi kata dan elokku.

II

Dan kupingit malam,
mematri bayangmu dalam do’a-do’a panjangku
mentasbihkan namamu di tiap serpihan kata,
membiarkanmu merebahkan diri dalam dzikirku,
menghalau galau yang menawan jiwamu,

agar kilau,
senantiasa terpendar di beningnya matamu

III
Dan kujadikan malam sebagai kekasih,

mendekapnya mesra, kupuja, kurayu,

untuk merelakan tiap detiknya memanjang,
agar tak henti aku mengharap nyenyaknya senyummu.

IV
Dan kuabadikan malam,
kubentangkan permadani langit,
hingga terpenjaralah kau dalam surga.

DALAM DOAKU
Dalam doa malamku
kau menjelma denyut jantungku,

yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia
demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

PADA SUATU HARI NANTI

Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi

Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri,

Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi di antara lirik-lirik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti
Impiankupun tak dikenal lagi

Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari

yang dibawah ini juga favorit saya,..

TENTU. KAU BOLEH
Tentu. Kau boleh saja masuk,

masih ada ruang
di sela-sela butir-butir darahku.


Tak hanya ketika rumahku sepi,

angin hanya menyentuh gorden,

laba-laba menganyam jaring,

terdengar tetes air keran
yang tak ditutup rapat;
dan di jalan sama sekali tak ada orang atau kendaraan lewat.

Tapi juga ketika turun hujan,

air tempias lewat lubang angin,
selokan ribut dan meluap ke pekarangan,
genting bocor dan aku capek
menggulung kasur dan mengepel lantai.

Tentu. Kau boleh
mengalir
di sela-sela butir darahku,
keluar masuk dinding-dinding jantungku,
menyapa setiap sel tubuhku.
Tetapi jangan sekali-kali pura-pura bertanya
kapan boleh pergi
atau seenaknya melupakan percintaan ini.
Sampai huruf terakhir sajak ini,
Kau-lah yang harus
bertanggung jawab atas air mataku.

SAJAK-SAJAK KECIL TENTANG CINTA
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu (mu) harus menjadi aku


dan ini adalah puisi yang paling saya suka,.. <3 <3

AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api

yang menjadikannya abu


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada

1 komentar:

  1. dan puisi yang saya suka berjudul "Aku Ingin", "Hujan Bulan Juni", "Pada Suatu Hari Nanti" dan "Tentu Kau Boleh",. tapi yang paling saya suka adalah "Aku Ingin",.. :)

    BalasHapus