Sabtu, 26 Juni 2010

ME, YOU, AND OUR SIMILARIITY, -separating us-


Ceritaku dengan Dia (Ale) bermula pada hari jum’at. 30 juni 2006.
Saat itu terlihat awan mengepul hitam, udara dingin bercampur bau air, sebentar lagi bakalan turun hujan pikirku. Jam ditanganku masih menunjukkan waktu setengah lima sore. Aneh, Waktu yang biasanya mahasiswa sini masih bergentayangan dengan urusannya masing-masing. tapi hari ini tampak sangat berbeda. Aku keluar dari perpus kampus dengan perasaan agak ngeri, sepi karena manusia yang hanya kulihat adalah dua orang petugas perpustakaan dan seorang satpam dikampusku. Hmmm, now its time to go home pikirku. Ya,. Kampusku kedengarannya lebih cocok disebut fakultas kedukunan daripada kedokteran. Bagaimana tidak? Para dosen dan dekanat disini lebih memilih untuk mempertahankan konstruksi bangunan yang sangat kuno. Yang konon diketahui bahwa semua gedung disini masih asli bangunan dari awal fakultas ini berdiri. Aneh., tapi itulah yang disebut selera.
Hujan mulai turun deras. Angin pun tak kalah meriah dari hujan, berkolaborasi membentuk dualisme suasana. Romantis untuk orang yang berada dirumah bersama kekasihnya yang ditemani oleh teh hangat dan televisi. Mencekam untuk orang seperti aku yang berada nyaris sendirian dikampus horor ini. Kutarik nafas, mengumpulkan keberanian dan tetap berjalan ditepi gedung untuk menuju keparkiran. Di sudut kantin yang menuju ke parkiran itu. Aku lihat ada sosok hitam berbentuk manusia. Dia jongkok diam dibawah teras kantin. Sesaat kengerianku muncul. Keberanian tiba-tiba hancur lebur. Entah apapun itu hantu ataupun manusia yang jelas keselamatanku terancam. Jelas karena saat ini aku seorang wanita sendiri dikampus yang luas, gelap dan jauh dari pos satpam. Kukeluarkan sebatang pensil yang telah kuraut tajam pagi ini. Jika dia terlihat mengancam, sekarang aku siap untuk menusukkan pensil ini tepat di spasium intercosta5 ke tubuh sosok misterius itu.aku kumpulkan keberanian, bagaimanapun juga aku harus melewati kantin itu. Hanya itulah satu-satunya jalan menuju ke parkiran. Sekali lagi aku kutuk tata letak maupun konstruksi kuno bangunan fakultas ini. Aku jalan perlahan dengan kuda-kuda siap bertempur. Sampai kusadari pada jarak 3 meter. Ternyata dia sosok yang kukenal. Mahasiswa yang kukenal sebagai anak sombong penyendiri. “Ale”, cowok yang selama ini kuanggap sebagai copyan dari diriku . Mulutku masih terbuka saat dia berkata, “sedang apa kamu disini?”. Pertanyaan serupa yang ingin kusampaikan ke dia. Dan seharusnya itu lebih cocok aku yang menannyakan ketimbang dia. Orang bego apa pikirku yang masih betah dikampus dalam suasana mencekam seperti ini. “dasar freak” dalam hatiku sengaja aku tidak menjawab pertanyaannya. Sampai kulihat ada dua anak kucing dimasukkannya ke dalam kotak bekas mie instan berlapis kaus abu-abu yang sering dipakai Ale. Tanpa bertanya aku tahu itu merupakan dua anak kucing yang sering di kantin. Anak kucing yang kunamain rika dan mia. dua ekor anak kucing belang tiga oranye, putih dan hitam dengan warna dominan putih. Entah darimana asal kedua anak kucing tersebut, yang kuingat hanyalah saat dimana mbak ika, petugas kantin kami, menawarkan diri untuk mengasuh anak kucing tersebut sewaktu mahasiswa lainnya nyaris membuang anak kucing itu ke jalanan. Mulai dari saat itulah aku, berdua bersama mbak ika, berniat untuk merawat dua anak kucing itu sampai besar.
Pikiranku pun kembali pada orang aneh didepanku ini. dia tampak tidak mengacuhkan keberadaanku dibelakangnya. dia masih asik dengan pekerjaannya, mengeringkan bulu rika dan mia. Pelan-pelan dia usapkan kain abu-abu tersebut ke bulu-bulu yang basah. dia membuka tasnya dan mengeluarkan Tupperware berisi susu cair dan dituangnya ke cawan tempat dimana aku sering member susu rika dan mia. Ale pun tampak menikmatinya sehingga mungkin dia tak mendengar aku berkali-kali memanggilnya. sehingga aku pun tetap berdiri dibelakangnya, mengamatinya. Ale tampak basah kuyup, baju dan jaketnya seperti cucian baru direndam, rambutnya yang lebat tampak tipis karena basah. memakai sandal dan celana pendek selutut. Ale lebih cocok tampak seperti orang yang baru saja dari rumahnya menembus hujan untuk sampai ke kampus. Aneh. Hal penting apa yang membuat dia pergi kesini dalam keadaan hujan deras pikirku. tiba-tiba Ale membalikkan badan tersadar akan panggilanku tadi. Aku menjadi lebih terkejut melihatnya, Kulit wajahnya yang pucat, bibirnya yang mulai biru, kulihat tarikan nafas dari lehernya membuat aku yakin dia sedang kedinginan. kutanya sekali lagi “Ale,.! kamu ngapain dikampus hujan-hujan gini?”. Dia diam sejenak, sampai dia menjawab. “aku terjebak hujan disini”. What the??? Orang bego macam apa aku ini bisa percaya dengan apa yang dibilangnya tadi. Secara logika gak mungkin, kondisinya yang basah kuyup dengan celana pendek dan sandal, hujan yang baru 10menit yang lalu, Plus susu cair yang diberikannya ke rika dan mia. Tampak masih segar dan hangat. Kubiarkan dia yakin bahwa aku mempercayainya. Tidak tampak usaha darinya untuk menghangatkan badannya yang kedinginan. setidaknya melepas jaket biru yang basah kuyup itu. Aku pun mulai merasa sedikit tenang mengetahui aku bukan manusia satu-satunya yang berada dikampus ini. hujan semakin lebat, kondisi yang sangat tidak memungkinkan bagiku untuk pulang mengendarai motor. Aku sempat berpikir, mimpi apa kau tadi malam, hariku begitu “menyenangkan”, pagi-pagi jam6:30 sudah harus kekampus untuk rapat organisasi, tutorial yang kacau karena kebagian dosen yang perfeksionis, harus bertapa diperpus sampai sore untuk menyelesaikan skripsi. Dan terjebak hujan bersama “Ale”. Mahasiswa teraneh sekampus. Cakep dengan body ideal, tapi sayang, sifatnya yang aneh.
Continued>>>>

Sabtu, 12 Juni 2010

ME, YOU, AND OUR SIMILARITY, -separating us-

ME, YOU, AND OUR SIMILARITY, -separating us-

Sama, Aku Kamu sama, Kusuka itu, aku kamu bisa membuat samua hal menjadi sama. Bahkan sampai membuat kita muak akan kesamaan dan berharap kita sedikit beda. Sampai akhirnya kita menemukan beda. Schizophrenia.

Sudah sekitar 2 bulan terakhir ini aku mengetahui bahwa pacarku merupakan teman kecilku yang hilang. Selama ini aku hanya tahu bahwa kami memiliki banyak sekali kesamaan. Mulai dari tanggal lahir, umur, warna rambut yang agak kecoklatan, iris mata yang hitam pekat, dagu yang terbelah, dan tiga buah tahi lalat sejajar di leher depan. Tidak hanya kesamaan fisik itu saja, kami juga mempunyai kesamaan lainnya seperti sama-sama kuliah difakultas Kedokteran, menyukai jenis musik yang sama, lagu yang sama, novel yang sama, warna yang sama seperti biru, kebiasaan bodohsama seperti menempelkan bekas kertas kado didinding kamar, mengoleksi tiket bioskop dan konser musik sampai kebiasaan melihat ke atas saat sedang menjelaskan sesuatu. Dan satu kesamaan yang sering membuatku merinding ketika aku memikirkannya, kami lahir dirumah sakit yang sama oleh dokter yang sama dan berada dalam 1 inkubator bayi sama setelah masa post rescucitation. Entah apa yang kami obrolkan dulu sering membuat aku menelan diazepam agar pikiran aneh itu hilang.

Ku suka kau aku sama. Bukan hanya dari kesamaan kita sebagai manusia. Lebih dari itu. Kita punya satu nyawa sama namun terpisah dua raga. Karena itu aku sangat takut waktu dimana kamu menghilangkannya.”

Satu hal yang aku berpegang erat padanya untuk mencintaimu, Kau percaya padaku seperti percayanya seorang bocah kecil lugu. Tidak peduli mungkin kepercayaanmu bisa membuat hidupmu berakhir mengenaskan ditanganku” U do Have Faith To me. I love You.

Memang merupakan suatu skenario maha kompleks atau bukan, yang jelas aku bertemu dengan dia sekitar 1 tahun yang lalu saat OSPEK kampus. Dia merupakan anak Sumatra kelahiran jawa Sedangkan aku anak jawa kelahiran sumatera yang memang menetap dikota dimana kampus kami berada. Kebetulan kami 1 grup OSPEK. Diamana saat itu aku ditunjuk sebagai ketua grup kami memaksaku untuk mengenal teman-temanku 1 grup. Tidak terbayangkan dulu kesan pertamaku melihatnya. Bukan seperti melihat sosok mahasiswa baru normal berkacamata, ceria, aktif, dan antusias menyambut hari perdananya di Universitas. Dia malah seperti anak baru lulus SD terlihat dari sifatnya yang cuek dan egois, cara bicaranya yang cepat dan tidak jelas, dan kerjasamanya yang buruk. Ya dia memang terlihat jauh lebih muda dari umurnya. Individu yang susah mersa nyaman bersamanya. >>>Contunued.



Jumat, 04 Juni 2010

MIDNIGHT

sepenggal lirik lagu yang akhir2 ini sering saya dengarkan,..

Midnight
Words and music by Adhitia Sofyan

About the song :
Can’t go to sleep, that special someone annoys you in your thoughts, and it makes you exhausted.

Here today gone tomorrow
Washed away all my sorrow
There will be a time when I will come and find you again.

Leave the light on your window
I just might try to follow
There will be a time when I will finally find you

But midnight close my eyes I’m tired I’m fading
I am only human, Searching
Places I wont go where your name are written
We’re all only human, faking

Stay a while fill my hollow
Till the sky turns to yellow
There will be a time when I will come and find you again.

See the time has gone too narrow
They’ll be things you can’t borrow

There will be the day when I will finally find you

Rabu, 02 Juni 2010

Poems




saya sangat menyukai kata2 indah, apalagi puisi,.. n one of my favorite writer is Sapardi Djoko Damono,.
ini adalah beberapa puisi beliau yang saya suka,..


MEMBEBASKAN HUJAN

ada yang ingin menjaring hujan
dengan pepatah-petitih tua yang tak lekang
meski basah -
hujan buru-buru menghapusnya
ada yang ingin mengurung hujan
dalam sebuah alinea panjang
yang tak kacau
meski kuyup -
hujan malah sibuk menyuntingnya
ada yang ingin membebaskan hujan

dengan telapak tangan
yang jari-jarinya bergerak gemas
hujan pun tersirap: air mata

HUJAN DALAM KOMPOSISI I

“Apakah yang kautangkap dalam swara hujan,
Dari daun-daun bugenvil basah yang teratur Mengetuk jendela?
Apakah yang kau tangkap
Dari bau tanah,
dari ricik air
Yang turun di selokan?

Ia membayangkan hubungan gaib antara tanah Dan hujan,
membayangkan rahasia daun basah

Serta ketakutan yang berulang.

“Tidak ada. Kecuali bayang-bayangmu sendiri
Yang di balik pintu memimpikan ketukan itu,
Memimpikan sapa pinggir hujan,
memimpikan
Bisik yang membersit dari titik air

Menggelincir dari daun dekat jendela itu.
Atau memimpikan semacam suku kata Yang akan mengantarmu tidur.” Barangkali sudah terlalu sering ia Mendengarnya, dan tak lagi mengenalnya.

dan ini adalah satu dari yang saya paling suka,.. :)


HUJAN BULAN JUNI
Tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni
Dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu,
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dihapuskannya jejak-jejak kakinya yang ragu-ragu di jalan itu
Tak ada yang lebih bijak dari hujan bulan Juni
Dibiarkannya yang tak terucapkan diserap akar pohon bunga itu.

SEPERTI KABUT
Seperti Kabut
aku akan menyayangimu seperti kabut
yang raib di cahaya matahari

:

aku akan menjelma awan

hati-hati mendaki bukit

agar bisa menghujanimu

:
pada suatu hari baik nanti.

DALAM KESYAHDUAN

(Aku mencintaimu itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu – Sapardi Djoko Darmono)

I
Dan kucuri malam,
karena hadirmu,kini,

tersipu ku dalam diam,
terpacu rasa bahagiaku,
mewangi kata dan elokku.

II

Dan kupingit malam,
mematri bayangmu dalam do’a-do’a panjangku
mentasbihkan namamu di tiap serpihan kata,
membiarkanmu merebahkan diri dalam dzikirku,
menghalau galau yang menawan jiwamu,

agar kilau,
senantiasa terpendar di beningnya matamu

III
Dan kujadikan malam sebagai kekasih,

mendekapnya mesra, kupuja, kurayu,

untuk merelakan tiap detiknya memanjang,
agar tak henti aku mengharap nyenyaknya senyummu.

IV
Dan kuabadikan malam,
kubentangkan permadani langit,
hingga terpenjaralah kau dalam surga.

DALAM DOAKU
Dalam doa malamku
kau menjelma denyut jantungku,

yang dengan sabar bersitahan terhadap rasa sakit
yang entah batasnya,
yang setia mengusut rahasia
demi rahasia,
yang tak putus-putusnya bernyanyi bagi kehidupanku

Aku mencintaimu.
Itu sebabnya aku takkan pernah selesai mendoakan keselamatanmu

PADA SUATU HARI NANTI

Pada suatu hari nanti
Jasadku tak akan ada lagi

Tapi dalam bait-bait sajak ini
Kau takkan kurelakan sendiri,

Pada suatu hari nanti

Suaraku tak terdengar lagi

Tapi di antara lirik-lirik sajak ini
Kau akan tetap kusiasati Pada suatu hari nanti
Impiankupun tak dikenal lagi

Namun di sela-sela huruf sajak ini
Kau takkan letih-letihnya kucari

yang dibawah ini juga favorit saya,..

TENTU. KAU BOLEH
Tentu. Kau boleh saja masuk,

masih ada ruang
di sela-sela butir-butir darahku.


Tak hanya ketika rumahku sepi,

angin hanya menyentuh gorden,

laba-laba menganyam jaring,

terdengar tetes air keran
yang tak ditutup rapat;
dan di jalan sama sekali tak ada orang atau kendaraan lewat.

Tapi juga ketika turun hujan,

air tempias lewat lubang angin,
selokan ribut dan meluap ke pekarangan,
genting bocor dan aku capek
menggulung kasur dan mengepel lantai.

Tentu. Kau boleh
mengalir
di sela-sela butir darahku,
keluar masuk dinding-dinding jantungku,
menyapa setiap sel tubuhku.
Tetapi jangan sekali-kali pura-pura bertanya
kapan boleh pergi
atau seenaknya melupakan percintaan ini.
Sampai huruf terakhir sajak ini,
Kau-lah yang harus
bertanggung jawab atas air mataku.

SAJAK-SAJAK KECIL TENTANG CINTA
mencintai angin harus menjadi siut
mencintai air harus menjadi ricik
mencintai gunung harus menjadi terjal
mencintai api harus menjadi jilat
mencintai cakrawala harus menebas jarak
mencintaiMu (mu) harus menjadi aku


dan ini adalah puisi yang paling saya suka,.. <3 <3

AKU INGIN
Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan kata yang tak sempat diucapkan kayu kepada api

yang menjadikannya abu


Aku ingin mencintaimu dengan sederhana
dengan isyarat yang tak sempat disampaikan awan kepada hujan
yang menjadikannya tiada

Sabtu, 15 Mei 2010

WELCOME ZEAL HEAL

Bismillah,.. Blog ini akan dibuat dengan pendekatan multi disiplinar,.. dgn maksud akan ditemukan pembahasan mengenai Medis, Automotif, Romantika, Islam dan Olah raga.
semoga dapat memberi info dan pengetahuan lebih buat teman-teman. Tq